JAKARTA – Kementerian Perdagangan berencana menutup Tiktok Shop. Alasannya agar masyarakat kembali berbelanja di pasar, UMKM atau pedagang offline.
Capres Ganjar Pranowo telah menyinggung hal ini di podcast Merry Riana. Menurutnya, perlindungan pedagang offline tidak bisa hanya dengan menutup TiktokShop. Harus ada pendampingan kepada pelaku usaha agar bisa menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman.
Jika dirunut, setidaknya ada 6 cara yang telah dia lakukan untuk mengembangkan UMKM di Jawa Tengah.
1. Menyediakan Akses Permodalan Kredit Murah dan Bunga Rendah
Ganjar Pranowo meluncurkan program Kredit Lapak Bank Jateng dengan suku bunga rendah setara 2 persen tahun pada 2017. Jokowi mengapresiasi terobosan Ganjar karena sebelumnya tidak pernah ada bank BUMN maupun swasta, yang berani mengucurkan kredit dengan bunga 7 persen dan 2 persen di Indonesia.
Kredit ini menjadi pelopor bunga rendah di Indonesia dan membuka akses pembiayaan bagi pengusaha ultramikro, mikro, serta strat-up sebagai modal usaha. Upaya Ganjar untuk membantu pelaku usaha mikro ini mendapat penghargaan sebagai Pengelola Kredit Usaha Rakyat Terbaik dari Kemenko Perekonomian sebanyak tiga kali. Yakni 2019, 2021 dan 2022.
2. Pembinaan dan Pendampingan UMKM
Sudah bukan rahasia lagi Ganjar memberi perhatian besar terhadap pelaku UMKM. Hal itu dibuktikan dengan pembinaan masif yang dilakukan Dinas Koperasi UKM. Ganjar juga menggandeng marketplace besar untuk membina UMKM lebih maju dan mandiri.
Pertumbuhan UMKM binaan Dinkop UKM Jateng pada 2013 sebanyak 90.339 unit, meningkat pada 2023 menjadi sebanyak 184.564 unit. Dari pertumbuhan UKM itu terjadi kenaikan penyerapan tenaga kerja yang luar biasa. Jika pada 2013 UKM cuma mempekerjakan 480.508 orang, maka pada triwulan II pada 2023 meningkat menjadi 1.341.561 orang.
Adapun omzetnya, jika pada tahun 2013 hanya mampu meraup Rp 20,345 Triliun. Sedangkan pada 2022 Triwulan I, omzetnya mencapai Rp 68,387 Triliun.
3. Lapak Ganjar
Program Lapak Ganjar yang diinisiasi Ganjar Pranowo ini awalnya dibuat untuk membantu produk UMKM terdampak pandemi Covid-19. Melalui program Lapak Ganjar, polisiti berambut putih ini membantu mempromosikan produk pelaku UMKM di akun Instagramnya yang memiliki lebih dari 6,1 juta pengikut.
Saat ini, Lapak Ganjar terbuka bagi pelaku UMKM di seluruh Indonesia. Dalam waktu 3 tahun, Lapak Ganjar periode 2020-2023 sudah mengendorse: 3.365 dari 3.572 yang masuk.
4. Heterospace
Mimpi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk mendorong tumbuhnya ekosistem ekonomi digital berbasis UMKM diwujudkan dengan membangun Hetero Space. Hetero Space merupakan coworking space dan creative hub yang lahir berkat Ganjar mengkolaborasikan kerja pemerintah dengan swasta yang profesional. Sejak 2020-2022, Hetero Space Jateng yang berlokasi di Semarang, Surakarta dan Banyumas berhasil membina lebih dari 2.000 tim usaha rintisan atau startup. Hetero Space juga menjadi titik kumpul komunitas pelaku industri kreatif di masing-masing wilayah.
5. Blangkon Jateng
Sejak diluncurkan pada 2021, total transaksi Belanja Langsung Toko Online Jawa Tengah atau Blangkon Jateng mencapai Rp 545,7 miliar. Penyedia atau UKM yang bergabung sebanyak 8.930 penyedia.
Pada 2023 sebanyak 24 kabupaten/ kota di Jateng sudah bergabung dengan Blangkon Jateng, 23 di antaranya sudah melakukan transaksi. Pemprov Jateng juga mendorong UKM agar bergabung, serta menggelar pelatihan dan pendampingan UKM calon penyedia barang dan jasa agar mengunggah produk. Kini, sudah sekitar 8.930 UKM yang dilatih.
Jumlah penyedia barang/ jasa di Blangkon Jateng mencapai 9.021, di antaranya 4.646 non-badan usaha, dan 4.375 badan usaha. Keseluruhan produk tayang sebanyak 378.212 produk. Transaksi Blangkon Jateng sejak 2021 hingga 2 Agustus 2023 sudah mencapai Rp 545,7 miliar.
Selain itu, Pemprov Jateng juga menjalin kerja sama dengan market place besar, misalnya Tokopedia dan Shopee. Dengan begitu Gubernur Ganjar berharap, UKM di Jateng makin percaya diri untuk terus maju dan lebih berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.
6. Fasilitasi Sertifikasi Halal
Ganjar berkomitmen mendukung perkembangan Usaha Kecil Mandiri (UKM) dengan memfasilitasi pemberian sertifikat halal didanai APBD. Total hingga 2022, sebanyak 2.144 UMKM di Jateng sudah mengantongi sertifikasi halal. (sgt)