SEMARANG – Sektor UMKM memainkan peran penting dalam menggerakkan ekonomi suatu negara.
Terbukti Indonesia dengan peran pelaku UMKM yang kini makin bertumbuh, sanggup membawa ekonomi kita melewati badai Pandemi.
Hal ini mendorong Tokobako, sebuah perusahaan yang hadir untuk mendukung UMKM meluncurkan Program “TOKOBAKO untuk UMKM”, sekaligus menandatangani kesepakatan kerjasama dengan Bank BRI dan PARI ( Platform Marketplace B2B Ecosystem ).
Ketiganya bekerjasama dalam penyaluran modal kerja oleh BRI kepada mitra TOKOBAKO dimana dana tersebut digunakan untuk memperbesar usaha mereka, melalui aplikasi PARI.
“Melalui kerjasama ini menargetkan penyaluran modal kerja sebesar Rp 250 miliar, kepada pelaku UMKM khususnya Mitra Tokobako dimana dana ini diharapkan bisa diserap oleh mitra TOKOBAKO sampai akhir tahun 2023,” papar CEO PARI, Eko Rahayu dalam acara tandatangan kesepakatan kerjasama Tokobako dengan Bank BRI dan PARI, di Kantor BRI Semarang Patimura, Kota Semarang, Selasa (23/5/2023).
Sementara itu, Direktur Tokobako Elisabeth menjelaskan, Tokobako merupakan perusahaan distribusi bahan pokok (sembako) dan kebutuhan sehari- hari yang mempunyai visi mengembangkan UMKM menggunakan platform aplikasi digital.
Dalam melakukan kegiatannya, Tokobako juga melakukan edukasi kepada para mitranya untuk mulai melakukan usaha dengan sistim online. Apalagi saat ini persaingan perdagangan semua menggunakan system online.
“Saat ini Tokobako telah terhubung dengan kurang lebih 10 ribu UMKM dan melalui peluncuran “TOKOBAKO Untuk UMKM”, kami akan menargetkan untuk terhubung dengan 25 ribu pelaku UMKM pada akhir tahun 2023, dan terhubung ke 1 juta pelaku UMKM pada akhir tahun 2027,” terang Lisa sapaan akrabnya.
Tokobako merupakan perusahaan distribusi bahan pokok ( sembako ) dan kebutuhan sehari-hari yang mempunyai visi mengembangkan UMKM menggunakan platform aplikasi digital.
Dalam melakukan kegiatannya, Tokobako juga melakukan edukasi kepada para Mitranya untuk mulai melakukan usaha dengan sistim online, karena saat ini persaingan perdagangan semua menggunakan system online.
Tokobako memiliki aplikasi untuk Mitra Tokobako, dimana dalam aplikasi tersebut terdapat berbagai macam fitur yang bisa digunakan oleh Mitra Tokobako untuk melakukan penjualan online.
Dengan menjadi mitra Tokobako maka mitra akan langsung mempunyai link website toko mereka yang dapat digunakan unutk melakukan penjualan online.
“Melalui peluncuran program TOKOBAKO untuk UMKM dan dimulainya Kerjasama antara TOKOBAKO Bank BRI dan PARI maka hal ini akan berdampak kepada pengembangan pendapatan dan penambahan jumlah pelaku UMKM di Indonesia,” tandasnya.
Menambahkan, Project Manager BRI Pusat, Bukit Yuta Wirawan, menyebut pihaknya memberikan kemudahan bagi pelaku UMKM dengan pinjaman tanpa agunan mencapai ratusan juta. Ia berkomitmen membantu pelaku UMKM melalui PARI yang telah terwujud sebesar 1,5 Triliun.
“Dengan kerjasama yang dilakukan dengan Tokobako, BRI berharap dapat lebih membantu pelaku UMKM pulih sehingga membantu pemulihan ekonomi nasional lebih cepat,” lanjut Bukit, didampingi Pimpinan Cabang BRI Semarang Pattimura, Muhammad Nizar.
Sementara, manfaat kerjasama tersebut sudah dirasakan Yasmie, pedagang kelontong sembako di Citarum Kota Semarang.
Dirinya mengaku merasakan keuntungan besar sejak bergabung dengan Tokobako.
Didalam aplikasi Tokobako, terdapat berbagai macam fitur yang bisa digunakan oleh Mitra untuk melakukan penjualan online.
“Saya gabung sejak 7 bulan yang lalu. Saat itu saya didatangi langsung sama pihak Tokobako di rumah saya,” jelasnya.
Melalui aplikasi ini, Yasmie menyebut dapat modal yang cukup besar dengan jangka waktu 2 minggu pengembalian modal.
Ia yang bergabung sejak 7 bulan yang lalu itu sudah memiliki plafon modal Rp 10 juta tanpa ada agunan.
“Kita bisa dapat akses modal berupa barang dengan plafon saya sampai Rp 10 Juta. Itu nanti dikembalikan dua minggu setelah pengambilan. Tapi kita bisa ambil lagi di Tokobako,” kata Yasmie.
Menurutnya, modal tersebut berupa barang sembako yang lantas ia jual kembali ke masyarakat. Pinjaman ini, lanjutnya, sangat membantu pelaku UMKM seperti dirinya yang memiliki keterbatasan modal usaha.
“Konsep ini cocok untuk pelaku UMKM yang modalnya kecil. Makanya semoga sosialisasi dapat sering dilakukan karena ini kan membantu pedagang kelontong minim modal seperti saya,” pungkasnya. (*)