DEMAK – Para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Demak hingga kini masih terus berusaha memperkenalkan produk-produk mereka agar lebih dikenal masyarakat. Karena selama ini masih banyak hasil produksi UMKM di Demak yang jalan di tempat dan hanya dikenal di localan saja. Hal inilah yang kemudian menjadi diskusi penting dalam forum UMKM se-Kabupaten Demak yang digelar di Halaman Kantor Kecamatan Kebonagung, Sabtu (2/12).
Sejumlah pelaku usaha mengadukan kendala mereka kepada bupati Demak dr Hj Eistianah, mereka banyak berkeluh kesah seputar usaha mereka mengembangkan UMKM yang sudah dirintis sejak lama namun hanya jalan ditempat atau sulitnya menembus pasar ekspor.
Murni, pelaku UMKM asal Desa Kebonbatur, Kecamatan Mranggen, Demak, bercerita bahwa putranya yang mengalami disabilitas mental berkeinginan untuk menjadi pengusaha. Namun cita-cita itu terhalang lantaran keterbatasan fisik maupun peralatan yang tidak memadahi.
“Disabilitas susah cari kerja. Oleh karena itu, saya mendukung anak saya jadi pengusaha biar bisa jadi contoh kepada yang lainnya,” kata dia.
Perlu diketahui bahwa Murni dan anaknya saat ini tengah menggeluti usaha produksi telur asin dan kerupuk. Namun karena peralatannya belum memadahi mereka kesulitan untuk berkembang.
Menanggapi hal ini, Bupati langsung meminta Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dindagkop UKM) segera turun tangan.
Eisti meminta Dindagkop UKM memberikan bantuan alat pemotong kerupuk sebagai bentuk dukungannya kepada disabilitas yang ingin jadi pengusaha.
“Nanti langsung diurus sama dinas terkait,” katanya.
Dia mengatakan Pemkab Demak akan selalu bersinergi dengan kecamatan dan desa untuk mendukung para pelaku usaha.
“Kami ada program pemberdayaan UMKM dan bantuan-bantuan yang siap disalurkan,” katanya.
Kepala Dindagkop UKM Demak Iskandar Zulkarnain mengatakan jumlah UMKM di kabupaten itu ada sekitar 31 ribu. Dari jumlah tersebut, 90 persen UMKM bergerak di bidang makanan dan minuman.
Dia menyampaikan dalam memajukan UMKM di Demak, pihaknya melakukan pendampingan dari hulu hingga hilir.
“Hulu dalam hal permodalan kami bekerjasama dengan Bank Jateng dan BRI untuk penyaluran kredit KUR. Kemudian dengan PT Pedagadaian dan Bank Mandiri untuk penyaluran kredit ultra mikro, Rp 10 juta per orang,” ujarnya.
Dalam hal pemasaran, pihaknya memiliki e-katalog lokal yang bisa dimanfaatkan UMKM agar produknya diakses oleh oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
“Kami juga menfasilitasi dengan Demak Ekspo, serta memasukkan produk UMKM ke minimarket,” katanya.()