SALATIGA – KH Abdurrahman Al Kautsar atau biasa dipanggil Gus Kautsar dari Ploso, Kediri, Jawa Timur mengingatkan warga Nahdlatul Ulama (NU) agar selalu menebar kebaikan dengan siapapun.
“Orang Islam harus adem, apalagi orang NU itu harus tenang, adem, nyaman, dan bahagia,” ujar Gus Kautsar dalam ngaji kebangsaan di Gedung Prajurit Makutarama Salatiga Minggu (25/6/2023).
Pengasuh Ponpes Al Falah, Ploso, Kediri ini juga mengingatkan, bahwa warga NU harus kaya, karena banyak warga NU yang salah faham dalam mengartikan Zuhud. Zuhud banyak diartikan harus hidup sederhana dan tidak punya apa-apa.
“Padahal orang NU tugas pertamanya adalah menjaga akidah ahlussunah wal jamaah bil Ilmi dengan keilmuan. Kalau kita ngaji kita tahu betul jika Zuhud tidak seperti itu,” jelas Gus Kautsar.
Gus Kautsar menambahkan, cara menjalin persaudaraan di kalangan santri yang pertama adalah menggunakan uang. Sebab orang itu harus saling bermanfaat pada sesama. “Cara kita bermanfaat untuk orang lain itu pertama ya tetap menggunakan uang. Kemudian dengan jabatan yang dimiliki, dan yang ketiga baru dengan ilmu,” terangnya.
Gus Kautsar juga memberikan contoh ketika Nabi Muhammad menyelesaikan masalah sahabatnya yang terlilit hutang dengan membayarkan hutangnya. “Artinya kyai itu harus gagah (kaya). Selain itu juga harus memastikan hal buruk yang merugikan orang lain. Kalau tiga hal itu tidak mampu, yang terakhir wajahnya harus padang, sumeh,” jelas Gus Kautsar.
Hal itu kata, Gus Kautsar, seperti yang dilakukan Rasulullah ketika khutbah pertama di Madinah, yaitu kepentingan Islam yang pertama adalah hidup rukun berdampingan bersama-sama.
“Kepentingannya jangan sampai kamu kenyang, tapi sekitar kamu kelaparan. Makanya NU itu apa saja hubungan pasti makan. Itu karena perintahnya Kanjeng Nabi,” kata Gus Kautsar.
Dikatakan, untuk hidup lebih kaya, maka warga NU harus juga melakukan ikhtiar. Tidak terus-menerus berdoa tanpa disertai usaha. Dirinya juga mengingatkan orang NU harus memiliki cita-cita yang tinggi.
Sementara, Rais Syuriah PCNU Salatiga KH Sonwasi Ridwan menambahkan warga NU harus terus memperkuat kembali solidaritas. Jangan gampang tergoyah dengan tradisi-tradisi yang baru. “Tradisi keagamaan yang sudah dicanangkan sesepuh NU harus dipertahankan dan diuri-uri sampai anak turun,” kata Kyai Sonwasi.
Kyai kharismatik Salatiga ini juga mengingatkan, memasuki tahun politik, agar warga Nahdliyyin untuk tetap solid. Tidak terpecah belah dengan isu-isu politik.” Kita tetap bersatu, rapatkan barisan demi kejayaan NU,” katanya.(ril)