Caption foto : Dr Andhi Pramono SE,MM di ruang kerjanya. ( foto : ist)
MAKASAR– Bea Cukai Makasar dipercaya untuk mengembangkan potensi sumber daya alam di Sulawesi Selatan melalui UMKM guna meningkatkan ekspor, sebagai penerimaan negara.
Kepercayaan itu tak lepas dari tangan dingin Kepala Bea Cukai Makasar Dr Andhi Pramono SE MM bersama tim yang sangat perhatian terhadap pengembangan UMKM.
Bentuk dukungan terhadap pengembangan UMKM tersebut, Bea Cukai Makasar mengadakan ‘ XporA Internastional Logistic and Trade Exp0 2022’ yang diadakan tanggal 13-14 Desember di Makasar.
Dalam kegiatan ini ada export assitence one stop service yang meliputi belajar asistensi exspor, konsultasi, pameran, perijinan, sertifikasi halal, sertifikasi HAKI, pembiayaan, membuat katalog produk ekspor, dan lain-lain. Sedangkan tagline yang diusung dalam kegiatan ini adalah UKM naik kelas, UKM bisa ekspor, ekspor itu mudah.
Berbagai produk UMKM yang awalnya tidak diperkirakan bisa diekspor, justru menjadi produk andalan, seperti teh nipah, gula cair, briket arang batok kelapa, dan lainnya. Teh nipah yang dijual 30 ribu saat diekspor bisa lebih dari Rp 150 ribu. Begitu juga gula cair yang dijual di lokal Rp 80 ribu saat diekspor harganya lebih dari Rp 180 ribu. ”Ini sangat menguntungkan petani dan UMKM. Kami juga telah bergerak untuk meningkatkan sumber daya lainnya seperti hasil laut (ikan), karet, kopi, briket arang dari batok kelapa, dan lainnya,” ujar Andhi alumni SMAN 1 Salatiga lulusan tahun 1997 ini.
Karena kegigihan dan keuletan Andhi dalam pengembangan UMKM tersebut, ekspor Sulawesi Selatan selama sekitar setahun mengalami kenaikan yang signifikan. Mulai dari 26 persen, naik 38 persen dan terakhir ini mencapai 40 persen.
”Saya bersama Tim Bea Cukai Makassar berkolaborasi dengan berbagai instansi termasuk pemerintah daerah dan perbankan, bagaimana mencari potensi ekspor dan memudahkan UMKM menghasilkan produk yang bisa diekspor,” kata Andhi.
Andhi dan Tim Bea Cukai juga mampu menggagas rumah ekspor di kantor perbankan, yakni BNI dan Mandiri. Di tempat itu, masyarakat dan petani bisa bertanya apa saja tentang ekspor, dan memamerkan produk mereka, di salah satu ruangan yang disediakan perbankan sebagai rumah ekspor. “ Selalu kami tekankan kepada petani dan pelaku ekspor untuk selalu menjaga kualitas, kepercayaan, dan kontinuitas dalam menyediakan produk ekspor,” tandasnya.
Lulusan Sekolah Tinggi Administrasi Negara (STAN) 1997 tersebut juga menceritakan pengalaman tugasnya di Kantor Bea Cukai yang rawan konflik penyelundupan, seperti di Pekanbaru, Tanjung Balai Karimun, Batam dan lainnya. mengungkapkan, bagaimana mengejar dan menangkap aksi penyelundupan barang ke Singapura dan Malaysia.
Bahkan harus siap melakukan kontak senjata, karena ketika berhadapan dengan penyelundup tersebut. ”Ini bagian dari pengalaman tugas saya di Bea Cukai. Memang berat tetapi menjadi tantangan dan pengalaman hidup yang berharga, dalam berkarya di bidang tugas profesi saya. Saya juga bersyukur ketika bertugas di Tanjungpriuk Jakarta dapat melanjutkan studi di S1, S2, dan S3,” ujarnya.
Meski sibuk dengan pekerjaannya dan berada di luar Jawa, namun Andhi tetap memberikan kontribusi bagi perkembangan pendidikan di Kota Salatiga. Andhi turut membidangi berdirinya Akademi Teknik Wacana Manunggal (ATWM) Salatiga, sebagai lembaga pendidikan tinggi baru di Kota Salatiga.
Andhi menjadi Pembina Yayasan ATWM, dimana selalu memberikan arah kebijakan dan saran pengembangan lembaga pendidikan tersebut. “ Yang selalu saya tekankan kepada anak-anak muda, pentingnya respek kepada orang lain, karena sikap respek merupakan kunci dalam bertugas dan berkarya. Juga pentingnya menjaga integritas dan loyalitas, sehingga terhindar dari kesalahan atau pelanggaran tugas,” pungkasnya. (ril)









