DEMAK – AIDS merupakan penyakit yang terus berkembang dan menjadi masalah global. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus HIV tersebut menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga mengakibatkan penderitanya lebih rentan terkena beragam penyakit lainnya.
“Pengetahuan tentang penyakit AIDS menjadi sangat penting bagi masyarakat. Kurangnya pemahaman dan informasi yang tepat mengenai HIV/ AIDS, serta stigma dan diskriminasi terhadap Orang Dengan HIV/ AIDS (ODHA) menjadi faktor pendukung meningkatnya jumlah penderita,” demikian dijelaskan Bupati Demak dr Hj Eistianah melelaui asisten I Drs Taufiq Rifai saat membuka Sosialisasi HIV Aids pada Organisasi Masyarakat dan Komunitas di pendopo Kabupaten Demak kemarin.
Menurut Bupati permasalahan ini harus ditangani secara komprehensif, yakni secara medis dan psikososial dengan pendekatan kesehatan masyarakat melalui upaya pencegahan secara maksimal. Oleh karenanya pihaknya sangat mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan tersebut, sebagai upaya untuk membangun kesadaran kesehatan masyarakat terkait HIV/ AIDS serta upaya pencegahan, dan penanggulangannya.
“Tema “Bergerak Bersama Komunitas, Akhiri AIDS 2030” mengingatkan kita bahwa perjuangan melawan HIV/ AIDS bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, namun juga seluruh lapisan masyarakat. Kita harus bergerak bersama, bersatu, dan saling mendukung,” ujarnya.
Bupati berharap agara segera dilakukan langkah-langkah preventif, edukasi, dan perawatan yang terintegrasi adalah kunci utama untuk mencapai target akhir pada tahun 2030. Harapannya tidak ada lagi infeksi baru, tidak ada lagi kasus kematian karena HIV/ AIDS, dan tidak ada lagi diskriminasi terhadap Orang Dengan HIV/ AIDS.
Tri Handayani dari Dinkes Demak menambahkan temuan angka penderita HIV Aids di Demak terus merambat naik, dari sebelumnya tahun 2021 terdapat 64 kasus dengan 58 orang HIV dan 6 orang positif aids, tahun 2022 naik menjadi 101 kasus, dengan 75 penderita HIV dan 26 positif Aids, kemudian tahun 2023 terdapat 123 kasus dengan 77 penderita HIV dan 46 orang positif Aids.
“Jumlah penderita aids terbanyak untuk tahun 2023 ini hingga bulan November adalah laki-laki dengan jumlah 491 orang dan wanita 375 orang,” jelasnya.
Sementara itu pembicara lainnya Yusuf dari Semarang menambahkan bahwa pembawa aids terbanyak adalah dari suami yang berhubungan dengan wanita lain. Hal tersebut ditambah dengan tingkat konsistensi penggunaan kondom yang rendah.
“Saya sempat ke lokalisasi, disana ternyata tingkat penggunaan kondom sangat rendah, meski sudah ditawarkan namun tidak mau, dan hanya 40% pengunjung saja yang mau pakai kondom,” ujarnya. (*)