Demak, – Pemerintah Kabupaten Demak menegaskan komitmennya dalam mencegah segala bentuk kekerasan terhadap anak, khususnya di lingkungan madrasah diniyah dan pondok pesantren. Hal itu disampaikan Bupati Demak, dr. Hj. Eisti’anah, S.E., dalam acara Forum Komunikasi Ulama Umaro dengan tema “Pencegahan Tindak Kekerasan terhadap Anak di Madrasah Diniyah dan Pondok Pesantren” yang digelar di Demak, Rabu (17/9).
Acara tersebut dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Demak, Plt. Kabag Kesra Setda Demak, para narasumber KH. Ali Mashar, KH. Ahmad Badawi, H. Ibraheem Cholilullah, pengurus RMI NU Demak, pengasuh pondok pesantren, serta para ustadz dan ustadzah madrasah diniyah.
Dalam sambutannya, Bupati Eisti’anah menekankan bahwa anak merupakan amanah Allah SWT dan generasi penerus bangsa yang wajib dilindungi dari segala bentuk kekerasan, baik fisik, verbal, maupun psikis.
“Tidak boleh ada kompromi terhadap segala bentuk kekerasan terhadap anak. Lembaga pendidikan harus menjadi tempat yang aman, bukan sebaliknya. Kekerasan terhadap anak, sekecil apapun bentuknya, tidak bisa dibenarkan,” tegas Bupati.
Eisti’anah juga menyoroti masih adanya kasus kekerasan yang terjadi di lingkungan pendidikan keagamaan di Demak dalam beberapa tahun terakhir. Menurutnya, kasus-kasus yang melibatkan oknum pengajar maupun pengasuh pesantren menjadi peringatan serius bahwa sistem pengawasan harus diperkuat.
Bupati kemudian menyampaikan lima poin penting dalam pencegahan kekerasan anak di madrasah diniyah dan pesantren:
1. Zero Tolerance terhadap kekerasan anak.
2. Penguatan sistem pengawasan internal di setiap lembaga pendidikan.
3. Meningkatkan komunikasi antara pesantren dan orang tua santri.
4. Mendorong santri berani melapor dengan menyediakan sistem pelaporan yang aman.
5. Kolaborasi ulama dan umaro dalam menanamkan nilai kasih sayang dan keadilan sesuai ajaran Islam.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa pendidikan tidak boleh mengandung unsur kekerasan. Sebaliknya, pendidikan harus menjadi ruang pembentukan karakter dengan kasih sayang, keteladanan, dan kearifan.
“Mendidik itu bukan menyakiti, tetapi menuntun dan membimbing dengan kasih sayang. Mari kita bersama-sama menciptakan lingkungan belajar yang ramah anak dan bebas dari kekerasan,” pungkasnya.
Dengan adanya forum ini, Pemerintah Kabupaten Demak berharap sinergi antara ulama dan umaro semakin kuat dalam mewujudkan pesantren dan madrasah diniyah sebagai tempat yang aman, nyaman, dan penuh rahmat bagi tumbuh kembang generasi muda.