Kehadiran orang nomor satu di Kabupaten Demak ini disambut antusias oleh warga setempat. Selain meninjau langsung hasil pembangunan, Bupati Esti’anah juga berinteraksi hangat dengan masyarakat Desa Surodadi.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Sekretaris Daerah Kabupaten Demak, perwakilan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Dinperkim) Provinsi Jawa Tengah, Plt. Kepala Dinperkim Kabupaten Demak, Camat Sayung, perwakilan Universitas Katolik Soegijapranata, Yayasan SHEEP Indonesia, Manajer PLN ULP Demak, Kepala Desa Surodadi, serta Babinsa setempat.
Pembangunan rumah amfibi ini merupakan hasil kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten Demak melalui Dinperkim, Yayasan SHEEP Indonesia, dan Universitas Katolik Soegijapranata. Rumah tersebut dirancang sebagai solusi adaptif menghadapi tantangan lingkungan kawasan pesisir, khususnya banjir rob dan kenaikan permukaan air laut.
Dengan anggaran Rp146,19 juta per unit, pembangunan rumah amfibi dibiayai secara gotong royong. Dinperkim mendukung melalui APBD 2025 dan bantuan material rumah korban bencana senilai Rp50 juta per unit. Yayasan SHEEP Indonesia memberikan dukungan tambahan berupa dana untuk pembiayaan tenaga kerja dan material pelengkap. Sementara itu, tim akademisi dari Unika Soegijapranata bertanggung jawab atas desain teknis dan pengawasan lapangan.
“Kami tidak hanya mendesain rumah, tetapi juga mendampingi proses teknis serta membekali tenaga lokal dengan pelatihan. Adaptasi bukan hanya soal bangunan, tetapi juga perubahan perilaku,” ungkap Bambang, perwakilan dari Unika Soegijapranata.
Senada dengan hal tersebut, Ibu Tri dari Yayasan SHEEP menambahkan, “Kolaborasi adalah kunci. Rumah apung dan rumah amfibi ini adalah bukti nyata sinergi multipihak dalam menghadapi bencana.”
Berbeda dari desain awal yang menggunakan material kayu, rumah amfibi tahun 2025 kini mengusung struktur baja ringan dengan tampilan yang lebih modern dan asri. Sistem sanitasi dikembangkan secara pabrikasi menggunakan teknologi bioball guna menjaga kebersihan lingkungan. Kebutuhan air bersih dipenuhi dari air artesis kampung yang disimpan dalam tandon khusus.
Inovasi ini diharapkan tidak hanya memperkuat ketahanan kawasan pesisir terhadap bencana, tetapi juga menjadikannya sebagai destinasi wisata edukatif yang menarik. (*)