DEMAK – Pengentasan kemiskinan bisa dilakukan siapa saja bahkan dari institusi perpustakaan sekalipun. Hal inilah yang coba dilakukan Dinperpusar atau Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Kabupaten Demak. Membantu masyarakat Demak dalam mengentaskan kemiskinan, Dinperpusar yang dipimpin oleh Kepala Dinas Agung Hidayanto S Sos ini mengadakan pelatihan-pelatihan yang memberikan ketrampilan kepada para wanita maupun usia produktif lainnya agar dapat menghasilkan sesuatu yang bernilai ekonomis.
Bupati Demak Eistianah yang membuka Kegiatan Literasi Berbasis Inklusi Sosial melalui ”Pelatihan Membuat Kerajinan Bunga dari Limbah Plastik” tersebut menjelaskan bahwa Literasi berbasis inklusi sosial merupakan sebuah inovasi yang menjadikan perpustakaan sebagai pusat belajar masyarakat dengan memanfaatkan layanan teknologi informasi dan komunikasi yang memberdayakan masyarakat. Bukan hanya tentang membaca dan menulis, tetapi juga mencakup penguasaan keterampilan praktis yang dapat meningkatkan kualitas hidup kita sehari-hari.
“Pelatihan membuat kerajinan bunga dari limbah plastik yang kita laksanakan hari ini merupakan langkah konkret untuk memperluas wawasan dan keterampilan para peserta, terlebih peserta kali ini merupakan warga usia produktif, di mana sedang dalam masa-masa aktif dan penuh potensi,” ujarnya didampingi Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Demak, Agung Hidayanto, S.Sos, M.M.
Lebih lanjut dijelaskan bupati bahwa Kegiatan ini bukan hanya memperkaya pengetahuan dan keterampilan membuat kerajinan bunga dari limbah plastik saja, tetapi juga memberikan peluang bagi masyarakat untuk mengembangkan potensi, meningkatkan kemandirian ekonomi, serta menjaga lingkungan.
Menurutnya dengan kreativitas dan inovasi, limbah plastik yang seringkali menjadi masalah lingkungan, dapat diubah menjadi produk kerajinan yang indah dan memiliki nilai ekonomi. Melalui pelatihan ini, bupati berharap para peserta tidak hanya belajar membuat kerajinan bunga saja, namun juga mendapat pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya daur ulang dan pengelolaan limbah. Sehingga keterampilan yang diperoleh dapat menjadi modal untuk mengembangkan usaha kerajinan, baik untuk pasar lokal maupun peluang usaha yang lebih luas. (*)