SEMARANG – Jawa Tengah dikenal sebagai salah satu wilayah yang memiliki banyak potensi destinasi wisatanya. Sebut saja misalnya Candi Borobudur, Dataran Tinggi Dieng, Kota Lama Semarang, Pantai Kartini Jepara, Gunung Merbabu, maupun objek wisata di kabupaten/kota lainnya.
Begitu banyak potensi pariwisata yang dimiliki Jawa Tengah. Bahkan desa-desa pun bisa menjadi kawasan wisata jika potensi yang dimilikinya dapat dioptimalkan dengan baik. Contohnya Desa Wisata Kandri yang berada di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.
Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah, Heri Pudyatmoko mendorong optimalisasi potensi desa wisata. Dalam prosesnya, pengembangan objek wisata harus direncanakan secara matang. Menurutnya, karakteristik khusus yang berbeda harus ditonjolkan.
“Tahun ini jumlah desa wisata di Jawa Tengah mencapai 818 tersebar di berbagai kabupaten/kota. Tentu ini bisa ditingkatkan jumlahnya, bagaimana desa yang berpotensi bisa digarap,” katanya dalam Sosialisasi Non Perda bertema “Pengoptimalan Sektor Pariwisata Daerah” yang digelar di Omah Joglo Gunungpati Semarang.
Ia mengatakan bahwa kehadiran desa wisata yang termasuk dalam sub sektor ekonomi kreatif turut berperan sebagai penggerak roda perekonomian daerah. Ia mendorong agar potensi desa wisata dapat dimunculkan sehingga bisa mejadi barometer pendapatan desa dan daerah.
“Perhatian terhadap desa wisata memang sangat penting. Pasalnya desa wisata merupakan barometer pendapatan desa. Kata Heri, diperlukan proses panjang dalam setiap pengembangan dan inovasi untuk menarik pengunjung lebih banyak,” kata politisi Partai Gerindra tersebut.
Lanjut Heri, kesuksesan desa wisata sangat bergantung pada kreativitas pengelolanya. Kelompok sadar wisata (Pokdarwis) yang menjadi pengelola desa wisata diharapkan punya visi misi yang sama.
Menurutnya, hal tersebut sangat dibutuhkan untuk menemukan potensi yang ada di desa, mengembangkannya, hingga mempromosikan nilai jual desa sehingga mampu menarik para wisatawan.
“Pengelolaannya perlu melibatkan orang-orang kreatif, anak-anak muda yang punya skill dalam bidang teknologi. Kemampuan tersebut dibutuhkan untuk mengelola dan mempromosikan desa wisata secara digital,” ungkapnya.
Sementara itu, Supriyanto salah satu warga megakui bahwa di Kandri merupakan salah satu desa di Kecamatan Gunungpati yang memiliki daya tarik bagi masyarakat. Selain tempat wisata Goa Kreo, tradisi dan budaya yang masih terjaga di desa tersebut memang patut diapresiasi.
“Memang banyak pengunjung ataupun wisatawan yang pada datang ke sini. Dan harus diakui bahwa bisa berdampak pada perekonomian masyarakat sini. Karena kan pada jualan, buka jasa kaya gitu. Jadi memang desa-desa lain perlu dimunculkan potensi wisatanya,” ungkapnya. (anf/sgt)