SEMARANG – Ahli Gizi Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) Annta Kern Nugrohowati dalam seminar kesehatan di Semarang, Sabtu (30/9) menjelaskan Leptin berperan dalam terjadinya obesitas. Leptin diketahui dapat mempengaruhi pengaturan nafsu makan. Apabila ada gangguan pada kadar leptin di dalam darah, maka nafsu makan bisa terganggu.
“Apabila nafsu makan meningkat tanpa disertai pengaturan atau pemilihan makan yang baik maka dapat menimbulkan terjadi obesitas atau penyakit degeneratif seperti diabetes,” kata Annta, dalam sesi prescon setelah menjadi salah satu pengisi dalam seminar nasional untuk para dokter bertema ”Leptin : Defining Its Role in Human” yang dilaksanakan Prodia.
Menurut dr.Annta, orang yang memiliki polimorfisme pada gen DRD2 harus memperhatikan jenis glukosa dan lemak yang dikonsumsi sehingga tidak menyebabkan gangguan leptin. Ini selanjutnya akan mempengaruhi asupan makanan.
“Misal kondisi obesitas pada orang tersebut terjadi resistensi leptin yakni leptinnya banyak tapi tidak bekerja. Sehingga tidak dapat mengontrol makan, sehingga diperlukan modifikasi diet yang membantu resistensi leptin,” ujarnya
“Pemilihan lemak pada yang tidak jenuh penting karena lemak jenuh meningkatkan resistensi,”tambah dr Annta.
Ditambahkan dr. Rina Pratiwi, dokter Spesialis Anak dan Konsultan Gizi Anak, leptin ini dapat diaplikasikan pada anak-anak. Leptin dapat digunakan sebagai prediktor sindrom metabolik pada anak-anak di masa prepubertas, sekaligus juga sebagai indikator proses pertumbuhan pada anak dengan malnutrisi.
“Kita tahu angka obesitas pada anak saat ini cukup tinggi sehingga pemeriksaan leptin ini sangat membantu agar bisa meminimalisir persoalan anak obesitas misalnya soal purbertas yang lebih awal. Kan kalau terlalu awal efeknya tidak baik,”ujar dokter yang menempuh pendidikan Spesialis Anak di Universitas Diponegoro, Semarang itu.
Lebih merinci, dr. Rina menambahkan bahayanya masa puber yang datang terlalu dini terhadap perkembangan anak. pertama jika sudah puber masa pertumbuhannya juga akan lebih maju. Biasanya anak-anak akan cenderung lebih pendek daripada anak normal lainnya.
“Jika puber artinya (maaf) menstruasinya awal diusia lebih dini, maka menopause nanti juga akan lebih awal,” terangnya.
Matthew Justyn, Product Specialist dari Prodia menjelaskan leptin sudah menjadi pembicaraan hangat di Indonesia dan saat ini sudah dapat dikerjakan di Prodia untuk aplikasi klinis sehari-hari. Acara ini mendapatkan kesan positif dari peserta, hal ini dibuktikan dengan antusias peserta yang memberikan pertanyaan dan diskusi yang berlangsung interaktif.
“Seminar nasional ini juga menjadi salah satu kesempatan bagi Prodia mengajak pelanggandan masyarakat umum untuk secara aktif berpartisipasi dalam menjaga kesehatan dan mengenal kondisi tubuh sendiri,” tutup Justyn. (sgt)