Senada dengan itu, Widi Hartanto dari DLHK Jawa Tengah mengungkapkan keprihatinannya terhadap tingginya produksi sampah di provinsi tersebut. “Data terakhir menunjukkan bahwa Jawa Tengah menghasilkan 6,3 juta ton sampah per tahun. Padahal, 70% di antaranya adalah sampah organik yang seharusnya bisa diolah menjadi kompos di tingkat rumah tangga. Inisiatif seperti bank sampah perlu diapresiasi dan dioptimalkan sebagai solusi untuk mengurangi beban lingkungan,” ujarnya.
Sementara itu, Zamzami dari KLHK menekankan dampak negatif sampah plastik terhadap ekosistem mangrove dan memperburuk perubahan iklim. “Penerapan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam pengelolaan sampah harus digalakkan. Kolaborasi antara seluruh pemangku kepentingan sangat penting untuk meminimalisir kerusakan lingkungan,” paparnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan aksi bersih-bersih di kawasan mangrove Tambak Bulusan dan penanaman bibit mangrove. Aksi serupa juga digelar secara serentak di tujuh lokasi lain di Indonesia, seperti Jakarta, Batam, Kupang, Surabaya, Balikpapan, dan Kepulauan Selayar. Melalui HPSN 2025, Pemerintah Kabupaten Demak berharap kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait semakin kuat untuk mewujudkan lingkungan yang bersih, hijau, dan berkelanjutan. (*)