DEMAK – Plh. Bupati Demak, didampingi tokoh masyarakat dan perwakilan warga terdampak rob, menghadiri Rapat Koordinasi Penanganan Rob yang digelar di Ruang Utama Kementerian PU, Jakarta, Kamis (12/6/2025). Dalam forum penting tersebut, Pemkab Demak menyampaikan langsung kondisi darurat yang dialami masyarakat pesisir akibat banjir rob yang terus berulang.
Dalam kesempatan tersebut Plh.Bupati Demak, Muhammad Badruddin, M.Pd., menyampaikan bahwa saat ini terdapat 22 desa di empat kecamatan yang terdampak, yakni Sayung, Karangtengah, Bonang, dan Wedung. Rob tidak hanya merendam permukiman warga, tetapi juga melumpuhkan infrastruktur publik, kawasan industri, jalan, serta merusak lahan pertanian produktif.
“Demak berada di wilayah hilir dengan tingkat sedimentasi yang tinggi. Sungai-sungai kami sangat membutuhkan normalisasi rutin agar aliran air lancar dan tidak menyebabkan genangan. Kami juga memohon agar desain penanganan rob yang telah disusun oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bisa segera direalisasikan dengan dukungan dari pemerintah pusat,” ujar Plh. Bupati.
Rapat ini turut dihadiri Wakil Gubernur Jawa Tengah, Plh. Bupati Demak, tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Demak, jajaran Kementerian PU, serta perwakilan dari berbagai lembaga teknis terkait. Salah satu topik yang menjadi sorotan adalah rencana pelaksanaan istighosah akbar oleh warga NU sebagai bentuk keprihatinan atas bencana rob yang berkepanjangan.
Ketua PCNU Demak, K.H. Aminuddin, mengungkapkan bahwa banjir rob telah berlangsung menahun dan berdampak serius pada kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Ia menyebut beberapa desa di Kecamatan Sayung bahkan secara perlahan tenggelam akibat terus-menerus terendam air laut.
“Istighosah yang kami rencanakan bukan sekadar ritual keagamaan, melainkan bentuk kepedulian terhadap saudara-saudara kita yang tengah menderita. Kami berharap kehadiran pejabat pusat, termasuk menteri, bahkan presiden, sebagai wujud empati negara terhadap rakyatnya,” tutur K.H. Aminuddin.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Tengah yang akrab dengan sapaan Gus Yasin dalam kesempatan itu menyampaikan bahwa pihaknya telah menurunkan lima unit pompa di Sayung dan menyusun penanganan jangka pendek untuk 22 desa terdampak sejak 10 Juni. Ia juga mengusulkan agar kegiatan istighosah didukung secara resmi dan dikelola dengan pengamanan ketat agar tidak disusupi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Menanggapi aspirasi daerah, Menteri PU, Dody Hanggodo, menegaskan bahwa penanganan rob di pesisir utara Jawa, termasuk Demak, telah menjadi perhatian nasional. Ia menjelaskan bahwa pembangunan Tol Tanggul Laut Semarang – Demak Seksi 1, yang ditargetkan secara fungsional sebagai tanggul laut pada Januari 2026 diharapkan dapat mengurangi rob di wilayah Semarang hingga 70 persen. Namun, wilayah di luar jalur tol, termasuk Demak bagian timur, masih menghadapi tantangan besar.
“Pemerintah tengah menyiapkan pembentukan Badan Otorita Tanggul Laut Jawa. Desain penanganan rob dengan nilai 1,7 T akan kami cek dan verifikasi, selanjutnya kami kawal dan ajukan langsung ke Sekretariat Negara agar prosesnya lebih cepat. Tidak perlu melalui Kementerian Keuangan,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur Sungai dan Pantai dari Ditjen Sumber Daya Air, Kementerian PU, menambahkan bahwa pihaknya akan mengerahkan 12 pompa berkapasitas besar (500 liter/detik) dari Semarang, Solo, dan Yogyakarta mulai 13 Juni, serta lima unit alat berat untuk mempercepat penanganan darurat.
Tokoh NU lainnya, Gus Zaenal Arifin Maksum, menyampaikan bahwa Masjid Agung Demak, yang hanya berjarak sekitar 14 kilometer dari pusat rob, semestinya menjadi simbol spiritual dalam perjuangan warga menghadapi bencana ini. Ia memohon agar kegiatan istighosah tetap dilaksanakan sebagai bentuk gotong royong spiritual masyarakat.
Dengan kehadiran langsung warga terdampak, diharapkan pemerintah pusat dapat melihat dan memahami secara nyata bagaimana banjir rob telah memengaruhi kehidupan masyarakat. Selain itu, aspirasi yang disampaikan juga diharapkan mempercepat kebijakan dan bantuan yang lebih tepat sasaran dan segera terealisasi. (*)