DEMAK – Seperti pada tahun tahun sebelumnya prajurit patangpuluhan kembali mengawali iring-iringan puncak perayaan Grebeg Besar Demak. Berada dibawah pimpinan Lurah Tamtama, para perajurit patangpuluhan yang rata-rata adalah pelajar ini berjalan mengawal iringan 100 unit kereta kencana dan delman yang membawa Bupati Demak Eisti’anah beserta suami Muhammad Zaky Ma’ardi, Forkopimda dan para pejabat di lingkungan Pemkab Demak.
Di sepanjang perjalanan dari pendopo menuju Kadilangu, puluhan ribu warga Demak dan sejumlah wisatawan manca negara turut menyaksikan dan memenuhi sepanjang jalan yang dilewati oleh iring-iringan Prajuritan tersebut mulai dari Pendopo, ALun-alun, Jalan Sultan Fatah, Pasar Bintoro dan Jalan Sunan Kalijaga.
Bukan hanya arak-arakan kereta saja, panitia juga memberikan membuat panggung hiburan di 10 titik lokasi sepanjang perjalanan. Panggung hiburan ini menampilkan sejumlah band lokal, seniman, termasuk berbagai atraksi.
Yang menarik dari perayaan Grebeg Besar tahun ini, Pemkab Demak mencatatkan dua Rekor MURI sekaligus, yakni sajian jamu coro sebanyak 1.444 kemasan pet dan 1.444 sega padhetan yang dibagikan kepada ribuan warga Demak saat proses penjamasan pusaka peninggalan Sunan Kalijaga.
Penyerahan penghargaan dilangsungkan di pintu masuk lokasi wisata Makam Sunan Kalijaga di Kadilangu perwakilan MURI, Sri Widayati kepada Bupati Demak dr. Hj. Eisti’anah, S.E. didampingi Wakil Bupati KH. Ali Makhsun, M.S.I.
Pada kesempatan tersebut, Bupati Eisti menyebut bahwa jamu coro merupakan minuman tradisional khas Demak berbahan bubur tepung terigu, air, santan, gula merah, dan jahe yang diracik dengan 15 rempah.
Minuman yang konon sudah ada sejak zaman kerajaan Demak Bintoro tersebut memiliki rasa sedikit pedas, manis dan dapat menyegarkan badan.
“Minuman tradisional khas Demak ini pernah menjadi Juara II ajang Anugerah Pesona Indoneia (API) Awards Tahun 2021,” ungkap Bupati Eisti.
Adapun sega padhetan merupakan makanan khas Demak, khususnya di Wilayah pesisiran Kabupaten Demak. Dinamakan sega padhetan karena ikan bandeng yang menjadi bahan utama dibentuk gembung lantaran diisi oleh kelapa parut yang dibumbui racikan rempah tradisional.
“Kami patut bangga dengan kekhasan yang dimiliki Kabupaten Demak, termasuk kuliner, baik makanan maupun minuman tradisional yang memiliki banyak manfaat,” ujar bupati.(*)