PURWOREJO – Sinergitas antar lembaga atau organisasi kemasyarakatan menjadi jalan dalam upaya perbaikan kehidupan sosial kemasyarakat. Kesejahteraan sosial merupakan masalah multidimensi meliputi kebutuhan material, spiritual dan sosial.
Penanganannya membutuhkan proses dan memakan waktu yang tidak sedikit. Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) pada triwulan pertama tahun 2022 mencatat bahwa persentase penduduk miskin di Indonesia sebesar 9,54%. Angka tersebut menurun 0,17 poin dibandingkan September 2021 yakni sebesar 9,71%.
Angka kemiskinan pada triwulan awal 2022 adalah yang terendah semenjak pandemi covid-19. Namun, turunnya angka kemiskinan di Indonesia masih belum mampu mencapai angka yang lebih rendah dibandingkan sebelum adanya pandemi covid-19.
Itulah sebabnya dibutuhkan kerja sama dan komitmen banyak pihak dalam meningkatkan kesejahteraan sosial. Salah satunya dengan sinergitas antar lembaga kemasyarakatan.
Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Heri Pudyatmoko dalam kesempatan Sosialisasi Non Perda di Purworejo, Jawa Tengah menegaskan bahwa hendaknya kegiatan koordinasi antar lembaga kemasyarakat yang ada dapat dijadikan momentum untuk merefleksi diri, saling mendoakan, mempererat persaudaraan, memperkuat sinergi dan kolaborasi guna menjaga kondusivitas.
Saat ini, menurut Heri, masyarakat tengah dihadapkan pada tantangan dan dinamika sosial maupun ekonomi di masyarakat yang cukup pelik karena perubahan zaman yang begitu pesat, sehingga perlu memperkuat solidaritas dan soliditas segenap pemangku kepentingan, dengan cara saling menguatkan antar elemen untuk bersama-sama menjawab tantangan dan menciptakan kondusivitas di masyarakat.
“Kekuatan gotong royong, perawatan moral dan etika yang ada sangat penting sebagai modal dasar pembangunan. Maka dari itu, lembaga kemasyarakatan sama-sama memiliki tanggung jawab untuk menjaga, menguatkan dan menyatukan bangsa dan negara,” tegasnya dalam Sosialisasi Non Perda, Rabu (28/09/2022) di Gedung Pertemuan KPRI Loano, Purworejo.
Unsya, salah satu peserta mengatakan, kini lingkungannya lebih cenderung acuh tak acuh sehingga tidak ada dinamika antar masyarakatan.
“Itu mungkin sebabnya jadi kelihatan menjenuhkan,” katanya.
Salah satu anggota DPRD Kabupaten Purworejo, Ajeng, menjelaskan karen pandemi Covid 19 telah usai, jadi perlu untuk kembali membuat perkumpulan yang lebih intens untuk membahas bagaimana menghidupkan kembali sosial kemasyarakatan.
“Mari kita semua bersinergi..,” ujarnya. Agenda ini dihadiri oleh perwakilan dari beberapa lembaga kemasyarakatan yang ada di Purworejo. (sgt)