MAGELANG – Literasi informasi di era sekarang begitu dibutuhkan untuk dapat memferivikasi keberanaran berita dan isu yang ada di tengah-tengah masyarakat. Sebaliknya jika literasi dalam informasinya rendah maka dihawatirkan akan mengakibatkan misinformasi dan konflik yang tidak diharapkan.
Literasi adalah penting, namun menurut Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Heri Pudyatmoko, bukan hanya literasinya saja, namun juga strategi berliterasi menjadi hal tidak kalah penting untuk dikaji dan didalami lebih lanjut.
“Sekarang kita sudah sadar tentang pentingnya literasi informasi, namun strategi sekarang juga tidak kalah penting, karena ini terkait jalannya praktik berliterasi,” ungkapnya dalam Sosialisasi Non Perda di Magelang, Sabtu (01/10/2022).
Ia menjelaskan, strategi literasi informasi perlu untuk lebih terskemakan dan terpola sesuai dengan obyek yang berliterasi. Selain itu, mekanisme dalam praktiknya selayaknya kurikulum.
“Modal berliterasi kita hingga prosesnya tidak bisa berjalan secara normatif, namun dinamis sampai benar-benar matang dalam berliterasi,” jelasnya melalui konferensi Zoom Meeting.
Di Kabupaten Magelang sendiri, menurut Johan, tokoh masyarakat kabupaten Magelang, dalam pertemuan ini, masih jauh dari kematangan berliterasi.
“Masih banyak konflik-konflik yang terjadi di media sosial. Tentu ya karena informasi yang tanpa verifikasi,” ujarnya.
Kejadian akibat kurangnya literasi informasi yang ada di tengah masyarakat jika tidak segera dilakukan sikap atau tindakan pencegahan melalui pelatihan maupun edukasi terkait pentingnya pembahasan ini akan sulit untuk diantisipasi dampak negatif yang akan terjadi.
Yoga, salah satu pegiat media sosial di kabupaten Magelang mengiyakan tentang sulit membendung informasi-informasi negatif dan ujaran kebencian yang ada di internet. Menurutnya, karena tidak terjadi tatap muka maka orang lebih dikuasi egonya.
“Tidak tatap muka, ya etika menjadi nomer sekian,” terangnya. (anf)