DEMAK – Tembakau memiliki peran penting dalam perekonomian daerah. Baik dari sisi peningkatan kesejahteraan petani maupun kontribusi terhadap pendapatan daerah melalui Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Dalam hal ini tentunya Pemerintah akan terus berupaya mendorong peningkatan kualitas bahan baku dan pengembangan model usaha tani tembakau guna memfasilitasi para petani. Beberapa di antaranya dengan mengadakan sosialisasi, demplot, pelatihan, dan pengadaan sarana dan prasarana.
Dijelaskan oleh Bupati Demak Eistianah dengan didampingi Kepala Dinas Pertanian Agus Herawan bahwa tembakau di Demak bersifat spesifik lokasi, karena tanaman ini hanya dapat tumbuh dan berkembang baik di tiga wilayah meliputi Kecamatan Karangawen, Mranggen, dan Guntur. Tahun ini, luas tanam tembakau telah mencapai lebih dari 2.800 hektare, meliputi : 352 hektare di Kecamatan Mranggen, 550 hektare di Kecamatan Guntur, dan 1.955 hektare di Kecamatan Karangawen. Harga jual tembakau pun relatif tinggi. Daun tembakau rajangan kering mencapai Rp. 50.000 – Rp. 65.000.
“Kita semua berharap, semoga peningkatan luas tanam tembakau dapat berbanding lurus dengan peningkatan produksi, hasil panen, serta peningkatan pendapatan para petani tembakau. Dalam budidaya tembakau, masalah yang sering dihadapi adalah fluktuasi harga jual tembakau dan posisi tawar petani yang rendah,” ujar Bupati.
“Disamping itu, kondisi cuaca/ iklim yang kurang mendukung sangat berpengaruh terhadap rendahnya kualitas dan produksi tembakau. Untuk itu melalui acara ini mari kita saling bertukar pengetahuan, berbagi pengalaman, dan mempelajari praktik-praktik terbaik dalam budidaya tembakau yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Outputnya dapat mencetak petani handal dan kelompok tani yang mandiri,” pungkasnya.
Sementara itu Agus Herawan mengatakan untuk harga tembakau di Desa Teluk bisa mencapai harga Rp 64 ribu hal ini disebabkan adanya perbedaan pada kualitas tanah dengan kecamatan lainnya, dimana jenis tembakaunya lebih ke Jawa Oriental daripada di Guntur yang lebih murah dan beda jenis baik di tembakau maupun pada kualitas tanahnya.
“Saat ini bantuan DBHCHT diberikan untuk tiga kecamatan yakni Mranggèn, Guntur, dan Karangawen ternyata membawa berkah bagi para petani di tiga kecamatan, bahkan saat ini harga tembakau di desa Teluk sudah mendapai Rp 65 ribu pada masa petik ke 5,” ujarnya.
Menurut Agus bantuan tersebut juga mencakup pemberian pelatihan kepada petani terkait budidaya tembakau, pengamatan hama, agrobisnis, bantuan bibit tembakau, pupuk NPK, vertila, ZA non subsidi para-para, benih jagung, mesin perajang, angkutan roda tiga, dan alat produksi lainnya.
“Saat ini tidak semua kelompok tani (poktan) yang mendapatkan bantuan dari pemerintah, dari semua proposal yang masuk beberapa mendapat persetujuan dari bupati. Sehingga bantuan yang diberikan bisa berkembang dan bertambah,” pungkasnya. (*)