Greensburg – Mayasari Effendi, seorang diaspora Indonesia yang kini menetap di Greensburg, Indiana, mengatakan bahwa bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Ganjar Pranowo, adalah sosok yang tepat untuk memimpin Indonesia pada 2024. Maya menyampaikan pandangannya ini dalam acara “Diaspora Bicara” yang mengangkat tema Women Empowerment, disiarkan di Radio Ganjar pada Jumat (15/9/2023).
Latar belakang Ganjar yang mirip dengan dirinya, menjadi alasan bagi Maya Effendi untuk memberikan dukungan. Keduanya lahir dalam keluarga kepolisian. Meski hanya pernah bertemu secara daring, namun Maya merasa bahwa ada banyak kesamaan.
“Saya ketemu Mas Ganjar secara online. Setelah mengenal beliau, saya kok langsung klop. Ternyata memang kami sama, didik disiplin sejak kecil. Karakternya Mas Ganjar itu sama, kami sama-sama didik disiplin dan jujur sejak kecil. Kami juga sama, berasal dari keluarga sederhana. Jadi Mas Ganjar bisa ngerasain lah,” ujar lulusan Universitas Purdue, Amerika Serikat ini.
Mayasari Effendi, yang juga merupakan pemilik Restoran Mayasari Indonesia Grill, menggarisbawahi pentingnya memiliki pemimpin yang disiplin, jujur, dan merakyat, seperti sosok Ganjar Pranowo. Perjalanan hidup Ganjar Pranowo yang penuh perjuangan menjadikannya sebagai pemimpin yang peduli dengan kesejahteraan rakyatnya.
Salah satu ciri khas kepemimpinan Ganjar adalah selalu menempatkan kepentingan masyarakat di atas segalanya. Ganjar dikenal memiliki empati dan kepekaan yang kuat terhadap kehidupan rakyat kecil, karena dia tumbuh dalam keluarga sederhana.
Apalagi, Ganjar didampingi istri yang hebat yakni Siti Atikoh. Menurutnya, Siti Atikoh sosok yang sangat cocok menjadi first lady, mendampingi Ganjar ketika terpilih memimpin Indonesia pada 2024.
Baginya, Siti Atikoh merupakan role model atau contoh yang sangat baik bagi para perempuan di Indonesia. Sebab, tak sekadar menjadi istri dan ibu rumah tangga yang baik, tetapi juga sebagai sosok dengan pandangan maju, terutama dalam bidang pendidikan.
Siti Atikoh membuktikan keteguhan hatinya ketika harus berpisah dengan anak semata wayangnya, Alam Ganjar, untuk melanjutkan studi S2 di Jepang. Menurut Maya, ini adalah perjuangan besar, mengingat seorang ibu harus berpisah dengan anaknya bukanlah hal yang mudah.
“Ibu Atikoh ini memiliki pandangan yang berbeda, dia lebih maju. Bu Atikoh memiliki mental baja, meninggalkan Indonesia untuk kuliah di Jepang. Itu adalah prestasi yang luar biasa,” kata perempuan asal Bogor yang sudah lebih dari 20 tahun tinggal di Amerika ini.
Siti Atikoh juga berhasil mendidik anak semata wayangnya, Alam Ganjar menjadi anak yang mandiri dan berprestasi, jauh dari hal-hal negatif. Selain prestasi, Siti Atikoh juga memiliki karakter yang serupa dengan Ganjar, yakni ramah dan selalu siap mendengarkan keluhan masyarakat.
“Bu Atikoh mau turun ke bawah. Ketika berlari-lari, bertemu dengan masyarakat, mau mengobrol dengan mereka, dan mendengarkan keluhan masyarakat,” kata pemilik pabrik tempe terbesar di Amerika “Mayasari Tempeh”.
Selain itu, Siti Atikoh juga aktif dalam berbagai kegiatan organisasi ketika masih mendampingi Ganjar memimpin Jawa Tengah. Atikoh aktif di kegiatan PKK, Dekranasda, kegiatan kepramukaan, dan berbagai kegiatan sosial lainnya.
Mayasari Effendi mengakhiri pernyataannya dengan mengingatkan bahwa perempuan hebat seperti Siti Atikoh berperan penting dalam memberikan dukungan dalam setiap langkah dan keputusan yang diambil Ganjar. Perempuan memiliki peran penting dalam membangun masa depan Indonesia yang lebih baik. (sgt)