DEMAK – Berbagai kegiatan yang bertujuan untuk menekan kasus stunting saat ini difokuskan di 34 desa di Kabupaten Demak yang menjadi lokus stunting. Demikian diungkapkan Bupati Demak Eistianah melalui Sekdin Dinpermades Edy Purwanto saat membuka Sosialisasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting bersama Mitra Kerja dengan tema “Cegah Stunting itu Penting” di Wisma Halim kemarin.
“Berkat kerja keras, kerja cerdas, kerja tangkas, dan kerja ikhlas seluruh elemen masyarakat, di tahun 2022, angka prevalensi stunting Kabupaten Demak menjadi 16,2%. Turun sebanyak 9,3% dari tahun 2021 (25,5%). Prestasi ini sekaligus menjadikan Kabupaten Demak sebagai Kabupaten/ Kota kedua di Jawa Tengah yang angka prevalensi nya turun paling banyak. Di tahun 2024 nanti, kita targetkan angka prevalensi stunting Kabupaten Demak di angka 11,16%,” jelas Bupati.
“Kami sadar bahwa prestasi yang telah dicapai serta target yang telah ditetapkan tidak akan tercapai tanpa upaya dan usaha seluruh elemen masyarakat. Kolaborasi dan sinergitas menjadi point penting dalam percepatan penurunan stunting di Kabupaten Demak. Maka dari itulah, pada kesempatan yang baik ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada BKKBN karena telah memilih Kabupaten Demak menjadi tempat diselenggarakannya kegiatan ini,” imbuh Eisti kemudian.
Bupati berterima kasih karena BKKBN telah memfasilitasi para mitra kerja menjadi bagian dari sosalisasi kali ini. Semoga selesai kegiatan ini target angka prevelansi stunting bisa tercapai. Kami berkomitmen untuk terus bergerak bersama melakukan berbagai upaya agar Kabupaten Demak bebas stunting. Seluruh perangkat daerah di Kabupaten Demak memaksimalkan perannya.
Eka Sulistia Ediningsih, SH Kepala Perwakilan BKKBN Prov Jawa Tengah menjelaskan pentingnya kegiatan tersebut. Saat ini pemerintah ada tujuh agenda dalam peningkatan SDM diantaranya adalah penurunan stunting yang sebelumnya berjumlah 70% sekarang sudah turun menjadi 27% dengan target 24%.
“Menurut Presiden jumlah penduduk Indonesia saat ini didominasi oleh generasi muda yang akan berkeluarga sehingga saat puncak bonus demografi kita harus benar-benar mempersiapkannya. Hal ini disebabkan, presiden sudah mencanangkan Indonesia Emas dimana kita bisa menjadi negara maju berdaulat adil dan Makmur, dimana ditunjukkan dengan pembangun merata dan enklusif dimana rakyat merasakan ekonomi yang maju,” jelasnya.
“Maka dari itu kita butuh SDM yang unggul berkarakter kuat dan unggul, dan ini tidak terjadi jika stunting masih tinggi. Inilah yang harus kita siapkan agar dimasa depan, generasi Z bisa dimaksimalkan dimana 2 penduduk produktif menampung 1 penduduk non produktif. Mengapa perlu disiapkan karena membangun keluarga berkualitas merupakan indeks ketentraman keluarga,” terangnya.
Sementara itu anggota DPR RI Wakil Ketua Komisi XI Drs. H. Fathan Subchi, M.A.P berterima kasih kepada BKKBN atas terlaksananya kegiatan ini, dirinya juga mengajak Muslimat dan Fatayat NU untuk ikut serta mencapai program pemerintah, yakni pengentasan kasus stunting.
“Karena ini program yang sangat serius dari presiden Jokowi, dan sangat prioritas supaya kita bisa tingkatkan indeks pembangunan manusia, dan juga bisa mencegah kasus stunting yang cukup tinggi di Demak,” jelas Fatkhan.
“Oleh karena itu partisipasi masyarakat sangat penting, dengan bekerja semuanya, dimana ibu-ibu door to door. Dengan kerja serius semoga untuk Demak turun angka stuntingnya yang sebelumnya dari 17% ke 14%. Yang artinya kolaborasi antara pemda dinas dan masyarakat cukup efektif oleh karena itu kita kerja keras lagi supaya kolaborasi ini efektif dan berdaya guna,” pungkasnya.
Hadir pula dalam kesempatan itu Dr. Ahmad Adib Susilo S.E., M.Sc., Ak., CA, CSFA, ERMCP (Auditor Utama Keuangan Negara III BPK RI). (*)