DEMAK – Pendidikan anak sejak dini bahkan harus dimulai sejak lahir, hal inilah yang menjadi bagian dari tugas guru PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Dengan membantu memberikan upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian stimulasi pendidikan.
Hal tersebut ditegaskan Plt Bupati Demak KH Ali Makhsun saat berbicara kepada puluhan guru PAUD di hotel Amantis beberapa waktu lalu. Ali mengatakan bahwa hal ini untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
“Di sinilah peran guru PAUD sangat strategis dalam membentuk pondasi pendidikan anak usia dini, yang merupakan fase paling penting dalam tumbuh kembang anak. Di tangan Panjenengan masa depan anak-anak kita dibentuk, baik dari aspek intelektual, emosional, maupun moral.
Oleh karena itu, peningkatan kapasitas dan kompetensi sebagai pendidik harus terus dilakukan secara berjenjang dan berkesinambungan, “jelas Plt Bupati kemudian.
Menurut Ali pendidikan anak usia dini lebih pada pembentukan kepribadian dan karakter anak. Sebagai pendidik, guru adalah teladan bagi anak-anak. Untuk itu perlu ditekankan beberapa hal.
“Guru PAUD harus memiliki akhlak mulia. Apa yang kita lakukan, ucapkan dan tunjukkan, sangat mempengaruhi cara anak memandang dunia dan membentuk karakter mereka. Maka, kita harus mengedepankan kasih sayang, kesabaran, dan kejujuran, termasuk nilai-nilai moral dan akhlak.
Kedua, Guru PAUD harus profesional. Bapak/Ibu dituntut untuk terus mengembangkan diri, mengikuti perkembangan metode pengajaran, teknologi pendidikan, dan cara-cara kreatif dalam menyampaikan materi.
Ketiga, Pendidikan anak usia dini harus memperhatikan perkembangan anak secara menyeluruh, mencakup aspek kognitif, sosial, emosional, dan spiritual,”terang Ali.
” Saya berharap Bapak/Ibu mampu mengintegrasikan semua aspek ini dalam metode pengajaran, sehingga anak-anak tumbuh menjadi individu yang berkarakter kuat, berilmu, dan memiliki rasa empati yang tinggi, “pungkasnya. (*)