PEMALANG – Kesehatan perempuan menjadi kunci sukses generasi emas Indoensia. Untuk itu pemerintah tidak boleh mengabaikan kesehatan kaum perempuan. Mulai dari kehidupan 1000 hari pertama hingga dewas atau saat berrumah tangga.
Demikian disampaikan oleh Wakil DPRD Provinsi Jateng H Sukirman SS usai melakukan kegiatan bersama ibu-ibu Muslimat Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang. Dalam kegiatan tersebut, Sukirman menerangkan bahwa perempuan harus terpenuhi layanan kesehatan bagi dirinya. Ketimpangan gender kadang menyulitkan perempuan mendapatkan layanan kesehatan.
“Perempuan seringkali tidak memiliki akses maupun kontrol atas makanan bergizi, air bersih, maupun layanan kesehatan, terlebih saat sumber daya yang tersedia dalam keluarga minim. Saat sakit, perempuan seringkali harus mendapatkan izin suami untuk mengakses layanan kesehatan,” tuturnya.
Perempuan dalam keluarga berada dalam posisi sulit untuk mengontrol keuangan keluarga bahkan mengalami kekerasan ekonomi seperti larangan bagi perempuan untuk bekerja dan berpenghasilan atau membatasi pengeluaran. Hal ini berujung pada kesulitan perempuan dalam mengakses layanan kesehatan, tidak hanya bagi dirinya namun juga anaknya.
“Oleh karena itu, memajukan kesehatan perempuan sangat penting tidak hanya berdampak baik pada perempuan saja untuk meningkatan kesejahteraan tetapi juga seluruh pihak,” jelas Sukirman.
Memastikan perempuan dan anak mendapat akses dan kontrol yang setara terhadap makanan bergizi, air bersih, layanan kesehatan, jaminan sosial kesehatan, maupun teknologi informasi dan komunikasi dibutuhkan peran kepemimpinan perempuan. Peran pemimpin perempuan dalam bidang kesehatan akan mendorong keputusan dan kebijakan yang berperspektif gender.
“Representasi perempuan dalam bidang kesehatan tidak hanya pada level teknis tetapi juga dalam level kepemimpinan sebagai pembuat kebijakan. Bagi seluruh pemangku kepentingan, gunakan perspektif gender dalam setiap rekomendasi, keputusan, program dan kebijakan tangan untuk mensejahterakan perempuan, demi kesejahteraan bangsa,” pungkasnya.
Dia menjelaskan upaya pemerintah menekan jumlah kasus kanker leher rahim dan payudara di tanah air harus mendapat dukungan penuh semua pihak, dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan para perempuan di Indonesia.
“Para perempuan adalah ‘Ibu Bangsa’ yang melahirkan generasi penerus yang harus memiliki daya saing yang tinggi, sehingga kualitas kesehatan perempuan merupakan faktor penting untuk diwujudkan melalui sejumlah kebijakan di sektor kesehatan nasional,” kata Wakil Ketua DPRD Jateng asal PKB ini.
Pertengahan Desember 2023 lalu pemerintah meluncurkan Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kanker Leher Rahim (2023-2030) yang ditujukan untuk mengatasi kasus-kasus kanker leher rahim secara menyeluruh mulai dari upaya pencegahan hingga menyempurnakan sejumlah tindakan.
Selain itu, pemerintah juga memasukkan obat target terapi Trastuzumab untuk HER2 positif stadium dini kanker payudara dalam formularium nasional (Fornas) atau daftar obat terpilih yang dibutuhkan sebagai acuan penulisan resep pada pelaksanaan pelayanan kesehatan dalam penyelenggaraan program jaminan kesehatan nasional.
Pada satu kesempatan Menteri Kesehatan mengungkapkan pihaknya tengah berfokus untuk mengatasi tiga jenis kanker utama di Indonesia, yaitu kanker serviks (leher rahim) dan kanker payudara pada perempuan dan kanker paru pada pria.
Sukirman, berterima kasih dan mengapresiasi upaya pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan bagi para penderita kanker di tanah air, termasuk langkah memasukkan Trastuzumab untuk terapi kanker payudara HER2 positif stadium dini dalam Fornas, yang telah diperjuangkan para penderita kanker sejak lama.
Menurutnya, upaya pemerintah mengedepankan peningkatkan layanan kesehatan perempuan merupakan langkah strategis dalam menjaga kelangsungan proses regenerasi di negeri ini. “Peran perempuan sangat penting dalam mensukseskan generasi emas Indonesia,” ujar Sukirman menambahkan.
Apalagi, lanjut Sukirman, berdasarkan catatan Globocan yang dirilis badan kesehatan dunia (WHO) pada 2020, di Indonesia terdapat 396.914 kasus baru, dan 234.511 kematian akibat kanker. Dari angka kematian tersebut, tambah Sukirman, tercatat kanker payudara dan serviks sebagai pembunuh terbesar perempuan di Indonesia.
Sekretaris DPW PKB Jateng itu sangat berharap peningkatan kualitas kesehatan masyarakat sebagai bagian dari proses pembangunan sumber daya manusia (SDM) nasional, menjadi perhatian serius para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah demi mewujudkan generasi penerus bangsa yang berdaya saing di masa depan. (ida/anf)