DEMAK – Karawitan dan sastra Jawa merupakan bagian tak terpisahkan dari warisan budaya kita. Keduanya adalah dua unsur budaya yang saling melengkapi, menciptakan keharmonisan dalam kehidupan masyarakat kita. Hal inilah yang mendasari diadakannya Pelatihan Seni Budaya Karawitan Dan Sastra Jawa oleh Pemkab Demak di aula Kelurahan Kadilangu Demak Kota kemarin.
“Bahwa karawitan bukan hanya tentang nada dan melodi, tetapi juga tentang kebersamaan dan kebahagiaan dalam berkreasi bersama. Melalui seni karawitan, kita memiliki kesempatan untuk mendalami nilai-nilai, teknik, dan ekspresi yang terkandung dalam seni musik tradisional Jawa,” ujr Bupati Demak Eistianah saat membuka pelatihan.
Menurut bupati, Sastra Jawa bukan hanya sekedar rangkaian kata, tetapi didalamnya terkandung makna yang sangat dalam. Melalui seni sastra jawa, kita akan lebih mendalami keindahan bahasa, filosofi dan nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra Jawa.
“Saya ingin mengajak Saudara-saudara semua untuk merenung dan meresapi makna yang terkandung dalam setiap nada, kata, dan gerak seni yang nantinya akan kita pelajari,” ujarnya.
“Pertama, mari kita jaga semangat dan motivasi dalam belajar. Setiap detik yang kita habiskan di sini adalah investasi untuk kemajuan dan pelestarian seni budaya kita. Untuk itu, manfaatkan setiap kesempatan untuk berinteraksi dan berkolaborasi dengan para pelatih dan sesama peserta. Karena setiap usaha kita dalam melestarikan seni ini memiliki dampak besar bagi identitas budaya kita,” imbuh Bupati.
Ditegaskan bahwa para peserta semua adalah agen perubahan yang harus menjaga dan mengembangkan warisan leluhur.
“Maka, saya berpesan kepada Saudara semua untuk dapat memperkenalkan dan mengajarkan seni tradisional Jawa kepada para generasi penerus bangsa,” pungkasnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Demak Harris Wahyudi Ridwan mengatakan kegiatan ini diikuti 50 peserta dari Kelurahan Kadilangu dan ditujukan kepada masyarakat.
“Di kalangan guru taman kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD) sudah dapat pelatihan. Ini kami sasar masyarakat,” katanya.
Menurutnya, antusiasme masyarakat Kadilangu sangat tinggi dalam mengikuti pelatihan ini. Kendati peserta hanya dibatasi 50 orang, dia berharap mereka menjadi embrio yang bisa mengenalkan karawitan dan sastra Jawa kepada masyarakat atau pun keluarga.
“Kami berharap setelah mereka kenal bisa cinta pada karawitan dan tradisi Jawa, serta tetap menjaga keberlangsungannya,” katanya. (*)