SEMARANG —Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Demak terus berupaya meningkatkan mutu layanan publik melalui inovasi dan digitalisasi sistem pelayanan. Upaya tersebut disampaikan dalam Forum Konsultasi Publik (FKP) yang digelar di Hotel Grand Edge Semarang, pada Selasa, 29 Oktober 2025, dengan mengusung tema “Penguatan Kolaborasi Publik dalam Peningkatan Mutu Layanan Pendidikan dan Kebudayaan di Kabupaten Demak Tahun 2025.”
Kepala Dindikbud Demak, Haris Wahyudi, dalam paparannya menyampaikan bahwa forum ini menjadi ruang dialog dan pertukaran gagasan antara penyelenggara layanan dengan masyarakat. “Forum ini bukan sekadar menyusun standar operasional, tapi juga membahas efektivitas kebijakan dan dampaknya terhadap layanan publik, khususnya di bidang pendidikan,” ujarnya.
Menurut Haris, berbagai inovasi layanan telah dikembangkan untuk memperkuat kinerja dan efektivitas pelayanan kepada masyarakat. Salah satunya adalah digitalisasi pelayanan melalui aplikasi Remason (Layanan Mutasi Siswa Online). Layanan ini diharapkan mempermudah masyarakat dalam proses administrasi pendidikan tanpa harus datang langsung ke kantor.
Selain itu, Dindikbud Demak juga terus memperkuat sistem data pendidikan, di antaranya dengan melakukan sinkronisasi data antara Dinas Pendidikan, Kementerian Agama, dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil). Langkah ini bertujuan untuk mendeteksi anak usia sekolah yang belum terdaftar di lembaga pendidikan.
“Dari data yang kami perkirakan, jika dalam satu desa saja ada lima anak yang tidak sekolah, maka di seluruh 243 desa bisa ada ratusan anak yang perlu segera ditangani. Kita ingin memastikan tidak ada anak Demak yang tertinggal dari pendidikan,” terang Haris.
Ia menambahkan, hasil Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) terhadap pelayanan publik Dindikbud Demak pada semester I tahun 2025 mencapai 94,97 persen, dengan predikat “Pelayanan Sangat Baik”. Hasil tersebut juga berkontribusi terhadap Indeks Pelayanan Publik Daerah dengan skor 4,47.
“Angka ini menjadi bukti bahwa pelayanan kita semakin baik, namun tentu masih harus terus kita tingkatkan agar lebih optimal,” imbuhnya.
Dalam forum yang sama, Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Demak, Mukti Kholil, menyampaikan apresiasi terhadap capaian kinerja Dindikbud. Ia menilai nilai kepuasan masyarakat sebesar 94 persen merupakan capaian yang luar biasa.
“Kalau di perusahaan, nilai seperti ini sudah masuk kategori sangat baik. Bahkan kalau lebih dari 95, itu sudah hampir sempurna. Jadi, nilai 94 ini luar biasa, walaupun kesempurnaan hanya milik Tuhan,” ucapnya disambut tawa peserta.
Namun, Mukti juga menekankan pentingnya sinergi antara pendidikan formal dan pendidikan pesantren. Sebagai Kota Wali, Demak memiliki banyak pesantren yang menjadi pusat pembentukan karakter dan akhlak generasi muda.
“Demak ini kota wali, sumber peradaban Islam di Jawa. Jadi, kolaborasi antara Dinas Pendidikan dan lembaga pendidikan keagamaan harus diperkuat. Dunia pendidikan di pesantren perlu perhatian khusus agar tidak tertinggal, baik dari sisi kurikulum maupun infrastruktur,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan para pendidik agar tidak melupakan penanaman nilai-nilai budaya dan akhlak di tengah perkembangan era digital. “Sekarang banyak perilaku siswa yang mulai jauh dari nilai sopan santun. Maka pendidikan karakter dan budaya harus terus diperkuat agar anak-anak Demak tidak kehilangan jati diri,” kata Mukti.
Dengan semangat kolaborasi dan inovasi tersebut, Dindikbud Demak berkomitmen menjadikan pelayanan pendidikan dan kebudayaan semakin mudah, cepat, dan transparan. Forum ini juga menjadi wadah bagi masyarakat untuk memberikan masukan dalam rangka peningkatan mutu layanan publik di bidang pendidikan.(*)








