Semarang – Masalah lahan menganggur telah menjadi perhatian serius di banyak wilayah. Lahan yang tadinya produktif kini dibiarkan terbengkalai, berdampak pada hilangnya potensi pertanian dan ketahanan pangan. Oleh karena itu, inisiatif untuk memanfaatkan lahan yang menganggur melalui pembuatan sistem hidroponik bisa menjadi solusi. Pertanian modern telah melahirkan teknologi baru, salah satunya adalah sistem tanam hidroponik. Teknologi ini memungkinkan tanaman tumbuh tanpa memerlukan tanah dan dengan penggunaan air yang lebih efisien. Sistem ini terutama cocok untuk diimplementasikan pada lahan yang tidak produktif, memanfaatkan lahan yang sebelumnya dianggap tidak bisa digunakan untuk pertanian. Memanfaatkan lahan yang menganggur dengan sistem hidroponik memiliki potensi besar untuk meningkatkan ketahanan pangan lokal. Dengan cara ini, lahan yang tadinya tidak produktif dapat menghasilkan pangan segar dan berkualitas.
Mahasiswa Universitas Diponegoro dari Jurusan Rekayasa Perancangan Mekanik yaitu Rajab Satrio Budi menjadikan pernyataan tersebut sebagai program kerja monodisiplin dengan mengajak ibu rumah tangga Desa Lemahireng untuk membuat hidroponik. Program kerja tersebut membuat hidroponik dengan sistem Deep flow technique (DFT) di sekitar lahan rumah.
Metode pertanian hidroponik telah mengalami lonjakan popularitas yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, terutama seiring dengan meningkatnya kesadaran akan urgensi keberlanjutan dalam sektor pertanian dan pasokan pangan. Ini menjadi semakin penting mengi
ngat tantangan keterbatasan lahan dan dampak perubahan iklim global yang semakin terasa. Di tengah konteks ini, tanaman pakcoy telah muncul sebagai salah satu contoh sukses dalam budidaya menggunakan metode hidroponik.
Pakcoy, dengan kekayaan nutrisinya dan pertumbuhannya yang cepat, terbukti sangat cocok untuk ditanam dalam sistem hidroponik. Melalui pengaturan lingkungan yang cermat, sistem hidroponik menciptakan kondisi ideal yang memungkinkan pakcoy berkembang secara optimal. Nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman dapat diukur dan diatur dengan akurat, memastikan bahwa semua unsur hara esensial tersedia dalam jumlah yang tepat. Dampak dari pendekatan ini sangat terlihat dalam pertumbuhan yang lebih cepat, hasil panen yang melimpah, dan kualitas produk yang unggul.
Selain mendukung pertumbuhan tanaman yang lebih efisien, metode hidroponik juga memberikan keuntungan dalam pemanfaatan lahan atau ruang. Pertumbuhan yang lebih cepat menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dalam kurun waktu yang lebih singkat. Sebagai hasilnya, area yang dibutuhkan untuk budidaya dapat dioptimalkan dengan lebih baik, mengurangi tekanan pada lahan pertanian konvensional yang semakin terbatas dan dengan demikian, memberikan alternatif yang lebih berkelanjutan dalam memenuhi kebutuhan pangan kita.
Pada hari Rabu, 9 Agustus 2023 Mahasiswa KKN Undip telah melaksanakan program monodisiplin “Pelatihan pembuatan sistem tanam hidroponik” di halaman rumah bapak Sartono (salah satu warga desa Lemahireng) dengan melibatkan ibu-ibu warga desa Lemahireng dalam proses pelaksanaannya.
Diharapkan dari pelatihan pembuatan system hidroponik para warga sekitar mampu menerapkan di pekarangan rumah masing-masing. Dengan memanfaatkan lahan terbatas di halaman atau bahkan dalam pot-pot, mereka dapat tumbuhkan sayuran seperti pakcoy sendiri.(ind)